KOMPONEN-KOMPONEN
PEMBELAJARAN
Nama : Ilin Solehudin
Komponene-komponen
pembelajaran sebagai berikut:
A. Komponen
tujuan
Tujuan pembelajaran adalah
kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiiliki siswa setelah memperoleh
pengalaman belajar (M. Sobry Sutikno:2009).
Dengan kata lain tujuan adalah cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan pembelajaran. Menurutr Wina Sanjaya dan Wari Suari (1991). kemampuan
tersebut meliputi: kemampuan kongnitif, afektif dan keterampilan (psikomotor).
Tujuan memiliki jenjang dari yang luas sampai ke yang sempit, maka jika tujuan
yang sempit tidak tercapai maka tujuan luasnyapun tidak akan tercapai karena
dalam hal ini tujuan saling berkaitan dari tujuan satu ketujuan berikutnya.
Oleh karena itu tujuan merupakan asfek yang paling utama karena sangat
menetukan arah pembelajaran itu sendiri.
B. Komponen
materi
Unsur ini merupakan yang sangat penting
yang harus diperhatikan oleh seorang guru. Materi merupakan medium untuk
mencapai tujuan pembelajaran (yang dikonsumsi) oleh siswa. Oleh karena itu
menetukan materi haruslah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai baik yang
bersifat kongnitif, afektif ataupun psikomotor tersebut. Oleh karena itu materi
merupakan unsure inti yang ada dalam proses pembelajaran. Karena memang materi
pelajaran itulah yang mesti dikuasai oleh siswa (Suharsimi Arikunto: 1990). Materi
haruslah sesuai dengan kebutuhan siswa dimasa yang akan datang karena sesuai
dengan pendapat sudirman bahwa materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa akan
memotivasi siswa dal;am jangka waktu tertentu.
Nan Sudjana (2000) mengemukakan ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan materi pelajaran
diantranya sebagai berikut:
Ø
Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang
tercapainya tujuan,
Ø
Materi pelajaran ditulis secara garis besar saja
tanpa terperinci,
Ø
Menetapkan urutan materi harus sesuai dengan
urutan tujuan,
Ø
Urutan materi hendaknya memperhatikan
kesinambungan (kontinuitas)
Ø
Materi pelajaran disusun dari yang kongkrit
menuju yang abstrak, dari yang mudah keying sulit dari yang sederhana ke yang
kompleks. Sifat materi ada yang factual dan ada yang konseptual.
C. Komponen
strategi
Stra tegi merupakan bagian
langkah-langkah dalam mencapai apa yang di inginkan. Berarti disini strategi
ialah langkah untuk mengsiasati agar dapat menunjang pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar. Adapun mengenai strategi sebagai mana telah kita bahas
sangat banyak diantaranya menurut M. Sobry Sutikno ada 11 dalam buku lain ada
14 dan masih banyak lagi menurut ilmuan lain.
Sedang metode itu sendiri ialah suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penggunaan
metode sangat penting digunakan dan disesuaikan oleh guru sesuai dengan materi
dan tujuan yang ingin dicapai.
D. Komponen
media
Media merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dwyner (1967) berpendapat
bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan bahan-bahan
audio visual yang mendekati realitas.
E. Komponen
evalusi
Menurut wand dan brown (dalam pupuh
pathurrahman dan M. Sobry Sutikno (2007) evalusi adalah suatu tidakan atau
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Rumusan yang bersifat oprasional
dikemukakan Roestyah (1989) bahwa evalusi adalah kegiatan mengumpulkan data
seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui
sebab akibat dan hasil belajar siswa guna mendorong stsu mengembsngksn
kemsmpusn belajar.
Jadi evalusi merupakan aspek yang paling
penting yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan tujuan
pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa
dan bagaimana tingkat kleberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
SUMBER:
·
Kurikulum dan Pembelajaran (Wina Sanjaya : 2008)
·
Belajar dan Pembelajaran (M. Sobry Sutikno:
2009)
KEMAMPUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Nama
: Ilin Solehudin
Nim
: 208 203 227
Jur
: Kependidikan Islam/A/IV
A. Sekilas
tentang guru
Guru adalah
suatu profesi. Sebelum ia bekerja menjadi guru terlebih dahulu dididik dalam
suatu lembaga pendidikan keguruan dalam lembaga pendidikan tersebut dia tidak
hanya dididik mengenai materi ilmu pengetahuan atau bidang studi, ilmu dan
metode yang akan diajarkan akan tetapi dibina agar memiliki kepribadian sebagai
guru.
Sebagai
pendidik yang professional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya
secara professional tetapi juga harus memilki pengetahuan dan kemampuan
professional. Nana saodih mengemukakandalam melaksanakan tugasnya guru harus
memiliki kematangan atau kedewasaan pribadi serta kesehatan jasmani dan rohani.
Dia berpendapat minimal ada tiga cirri kedewasaan, ialah: memiliki pedoman dan
tujuan hidup, mampu melihat segala sesuatu secara objektif dan bertanggung
jawab atas perbuatanya.
Guru harus
mampu menciftakan suasana kondusif dalam kelas karena guru merupakan bapak
kedua yang bertanggung jawab dalam pertumbuhan dan perkembangfan jiwa anak. K.
Hajar Dewantara telah menggariskan tentang pentingnya guru dalam proses
pembelajaran. Ialah sebagai berikut:
a. Ing
ngarsa sungtulada (member teladan jika di depan)
b. Ing
madya mangun karsa (jika ditengah member peluang untuk berprakarsa)
c. Tut
wuru handayani (memberikan dorongan dan arahan jika dibelakang)
B. Mutu
guru
Seberapapun baknya sarana prasara jika tanpa didorong oleh kemampuan
guru maka tidak akan dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut. Maka guru meski
memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang bagus. Guru merupakan
salah satu paktor yang menetukan keberhasilan siswa dalam belajar dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional. Maka salah satu upaya yang harus dilakukan
ialah meningkatkan kualitas mutu guru. Adapaun langkahnya kurang lebih terdiri
dari: Pertama peningkatan martabat gurup dan eningkatan professional
guru
C. Kemampuan
yang harus dimiliki guru agar bisa professional
Kemampuan
merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai kondisi yang diharapkan. Berarti oarnga yang memiliki kemampuan adalah
benar-benar orang yang memiliki keahlian dibidangnya dengan istilah lain
dikemnal dengan sebutan “professional”.
Agar bisa
profesionalmaka guru harus memiliki kemampuan dann keterampilan yang berkaitan
dengan proses pembelajaran, diantaranya guru harus:
1.
Mampu menguasai bahan ajar,
2.
Mampu mengelola kelas,
3.
Mampu menggunakan metode, media dan sumber
belajar,
4.
Mampu melalukan penilaian baik proses ataupun
hasil.
Sedangkan
menurut Dedi Supriadi (1998) dalam jurnal pendidikan agar guru menjadi
professional harus memiliki lima hal yaitu:
1.
Harus memilki komitmen terhadap siswa dalam
pembelajaranya,
2.
Menguasai materi serta cara penyampaianya secara
mendalam,
3.
Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar
4.
Guru harus mampu berpikir sistematis
5.
Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesisnya.
Jika
disimpulkan minimalnya ada dua hal yang mesti dimiliki seorang guru agar
pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan bermakna. Yaitu, menguasai materi
pembelajaran dan menguasai ilmu mendidik.
D. Ciri-ciri
guru yang baik dalam mengelola pembelajaran
Menurut Combs
Dkk dalam Soemanto Wasty (1998) bahwa cirri-ciri guru yang baik adalah:
1) Guru
yang mempunyai anggapan bahwa orang lain memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalah mereka sendiri dengan baik.
2) Guru
yang melihat orang lain mempunyai sifat ramah dan bersahabat dan bersifat ingin
berkembang.
3) Guru
yang memandang bahwa orang laing patut dihargai,
4) Guru
yang memandang oaran lain bahwa pada dasarnya mereka berkembang dengan
sendirinya,
5) Guru
yang memandang bahwa orang lain itu dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya
bukan menghalangi apalagi mengancam.
E. Peran
guru dalam mewujudkan pembelajaran efektif dan bermakna
Mukhtar dan
Marsinis Yamin (2005) dam M.Sobry Sutikno (2007), menjelaskan bahwa untuk
mewujudkan pembelajaran yang efektif dan bermakna seorang guru harus
melaksanakan beberapa peran berikut ini:
a) Guru
sebagai model
b) Guru
sebagai perencana
c) Guru
sebagai pendiagnosa kemajuan belajar siswa,
d) Guru
sebagai peminpin
e) Guru
sebagai petunjuk jalan kepada sumber-sumber.
F. Keterampilan
dasar guru dalam pembelajaran
Ada delapan
keterampilan dasar pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Sebagai berikut:
§ Keteampilan
bertanya,
§ Keterampilan
memberkan penguatan
§ Keterampilan
mengadakan variasi
§ Keterampilan
menjelaskan
§ Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
§ Keterampilan
membingbing diskusi kelompok kecil
§ Keterampilan
mengelola kelas,
§ Keterampilan
membelajarkan perorangan.
Sumber:
·
Buku belajar dan pembelajaran (M.Sobry Sutiokno:
2009)